6 Maret 2012

Metamorfosa - Reputasi atau Popularitas?

Reputasi atau Popularitas?

HD Iriyanto (Inspirator Metamorphosis; Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta)

Salam Metmorfosa, Salam Perubahan…
Ada sebuah kalimat inspiratif yang saya baca di sebuah majalah bisnis. Kalimat itu diucapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman. Bunyinya adalah, “Anda dapat mencapai apa pun dalam hidup, sepanjang Anda tidak keberatan siapa yang mendapat nama.”

Sementara dalam sumber bacaan lainnya, Jim Collins mengungkapkan bahwa menjadi pemimpin yang hebat (great leader) merupakan perpaduan yang anggun antara kegigihan professional dan kerendahan hati.

Maksudnya tidak lain adalah, seorang pemimpin yang hebat selalu berupaya untuk menunjukkan kegigihan professional dalam mencapai misi dan visinya, seberapa pun besarnya tantangan yang dihadappi. Sebab ia menyadari bahwa pemimpin adalah ujung tombak dalam menciptakan hari esok yang lebih baik.

Sebaliknya, ia akan menunjukkan kerendahan hatiannya ketika harus membicarkan dirinya dan apa-apa yang telah diraihnya. Meskipun orang banyak telah mengakui berbagai karya dan prestasinya yang luar biasa.

Para pembaca yang siap berubah menjadi baik…
Sekedar menyebut contoh, saya ingin mengatakan bahwa Wali Kota Solo adalah salah satunya. Anda tentu masih ingat dengan apa yang dikatakan kepada wartawan saat ada ‘ketegangan’ dengan Gubernur Jawa Tengah perihal bekas bangunan pabrik es. Waktu itu dia mengatakan bahwa dia memang bodoh, sehingga warga Solo pun termasuk bodoh karena memilih orang bodoh untuk menjadi wali kota.

Tapi Anda tentu sependapat dengan saya, bahwa itu semua merupakan pertanda betapa sang wali kota memang orang yang rendah hati (humble). Sebab, jika kita berbicara tentang karya dan prestasinya sebagai wali kota, tak ada seorang pun yang membantahnya. Bahkan oleh salah satu majalah bisnis yang memilih Indonesia Best Local Government Leaders 2011, Wali Kota Solo terpilih sebagai peringkat tertinggi.

Itu semua menunjukkan kepada kita bahwa reputasi yang dibangun atas dasar prestasi (kegigihan professional) dan sikap rendah hati ternyata mampu mendongkrak popularitas seseorang. Karena sesungguhnya popularitas itu hanyalah konsekuensi dari suatu reputasi. Maka siapa pun yang sanggup membangun reputasi yang hebat, dengan sendirinya ia akan memperoleh popularitas.

Namun sebaliknya, jika seseorang mengejar popularitas, apalagi lewat cara-cara instan atau sensasi-sensasi murahan dan tidak etis, maka percayalah, popularitas itu tidak akan bertahan lama. Karena itu, siapa pun yang ingin menjadi pemimpin, Anda harus memperhatikan betul reputasi (rekam jejak) Anda.

Anda tidak bisa lagi mendongkrak popularitas Anda dengan cara-cara instan. Publisitas melalui media massa atau baliho-baliho besar memang tetap diperlukan. Namun lebih dari itu, karya dan prestasi Anda merupakan pertimbangan utama bagi orang lain dalam menilai seberapa pantas Anda disebut sebagai pemimpin. Ingat, negeri ini sangat membutuhkan pemimpin yang memiliki kegigihan professional yang tinggi, namun tetap memiliki sikap yang rendah hati.

Keep smile & be better.[]
Sumber : Republika, 22 Agustus 2011

0 komentar:

Posting Komentar