Olah Raga, Olah Jiwa

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya

Membaca Sedari Muda

Membaca : Membuka Cakrawala Dunia

Yang Muda Yang Berkarya

Berikan aku 10 Pemuda kan ku guncang dunia

Profesional

Kenali Diri, Kembangkan Diri, Jadilah Profesional

Belajar Sepanjang Hayat

Belajar sepanjang waktu, belajar dimanapun berada

29 Juni 2016

Metamorfosa- Bayarlah di Muka

Salam Metamorfosa, Salam Perubahan…

Seorang mentor bisnis aplikasi "Talkfusion" pernah berujar dalam sebuah rapat kecil: Bayarlah di muka, maka impian Anda bakal Anda raih lebih cepat daripada orang lain yang sebaya dengan Anda. Lontaran sang mentor pun mendapat tanggapan yang nyaris sama dari anggota grup. Rata-rata peserta rapat kecil tadi belum sepenuhnya paham dengan apa yang dilontarkan sang mentor.

Menyadari bahwa banyak anggota grup yang belum sepenuhnya paham dengan apa yang dia katakan, maka sang mentor berusaha untuk menjelaskan. "Bayar di muka" ini bisa dimaknai sebagai usaha keras yang dilakukan seseorang ketika orang lain yang sebaya dengannya lebih memilih untuk berleha-leha atau menjalani hidup ala kadarnya saja.

Para pembaca yang siap berubah menjadi lebih baik…

Lontaran sang mentor di atas mengingatkan saya pada perjalanan dan perjuangan hidup Rasu lullah SAW. Saat usia baru dua belas tahun, beliau sudah harus mengikuti pamannya berdagang ke mancanegara. Suatu hal yang jarang dilakukan oleh anak-anak seusia beliau, baik pada zaman dahulu maupun zaman sekarang. Namun, apa yang dijalani Rasulullah akhirnya membawa hasil yang luar biasa di kemudian hari. Prinsip bayar di muka ternyata dilakukan juga oleh tokoh-tokoh terkemuka lainnya dengan latar belakang kehidupan dan profesi yang berbedabeda.

Sebut saja KH Ahmad Dahlan, BJ Habibie, Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Susi Pudjiastuti, atau Prof M Suyanto. Mereka adalah sedikit contoh pribadi yang bersedia membayar usaha kerasnya di muka. Mereka lebih memilih berakitrakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Walhasil, mereka pun bisa meraih prestasi yang luar bia sa, yang tidak diperoleh orang lain yang ketika mudanya banyak berleha-leha.

Semangat bayar di muka bisa melemah ketika seseorang terjangkit penyakit mental yang oleh Prof DR Koentjaraningrat disebut sebagai mentalitas menerabas. Mentalitas semacam itu lebih suka memilih cara "potong kompas" dalam mencapai target atau tujuan, tak peduli apakah hal itu tergolong melanggar aturan atau tidak. Se hingga, orang seperti itu cenderung bersikap menghalalkan segala cara. Baginya, semua urusan yang dihadapi seolah-olah bisa diselesaikan atau dibeli dengan uang.

Selain itu, melemahnya semangat bayar di muka juga bisa disebabkan oleh ketiadaan visi hidup pada diri seseorang. Sehingga, dalam men jalani hidup itu cenderung mengalir seperti air, ikut ke mana pun aliran air itu mengalir. Orang ini pun beranggapan bahwa hari esok, ya di pikir besok saja. Yang lebih penting bagi dirinya adalah hari ini. Tidak lebih dari itu.

Agar tidak menyesal pada kemudian hari, semangat bayar di muka harus menjadi bagian dari prioritas hidup kita. Sisihkan waktu, per hatian, energi, dan biaya untuk menjadikan diri kita berkarakter, berilmu, terampil, dan cakap lebih awal dibandingkan orang lain. Karena, keempat hal itulah yang bisa menjadi modal utama kita dalam meraih target atau tujuan hidup kita.

Ketahuilah, orang-orang yang mampu meraih impian pada waktu yang lebih awal adalah mereka yang menyadari betapa pentingnya mem bayar (syarat keberhasilan) di muka. Mereka sigap dan ikhlas untuk berdarah-darah pada usia muda, dengan penuh harap bahwa Allah SWT berkenan menggantinya dengan hasil yang terbaik bagi dirinya.

Sudah siapkah Anda membayar di muka untuk target atau impian Anda yang baru? Keep spirit & change your life

HD Iriyanto www.bangunkarakter.com (Inspirator Metamorphosis; Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

Sumber : 
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/16/06/28/o9gtwa2-metamorfosa-bayarlah-di-muka